PLUS JUST CONCEPT GRAND DESIGN
Tampaknya selama ini kami hanya berputar-putar saja …Walau sesungguhnya memang sungkan karena masih rendahnya kenyataan autentik dalam level spiritual dan memang riskan karena tetap perlu keberadaan harmonis dalam label eksistensial , namun tampaknya pandangan esoteric yang tersembunyi (disembunyikan?) di kedalaman ini memang seharusnya muncul ke permukaan demi kebijakan pengertian & kebajikan penempuhan untuk mempermudah pencerahan selanjutnya.REVIEW TOTALKonsep :1. Be Realistics : kefahaman perspektif kesedemikianan yang menyeluruh 2. To Realize : kesadaran integritas untuk tulus menuju pemurnian kesejatian 3. of Real : kelayakan pencapaian yang sesuai
SKETSA
REKAP IDEA LAMA Be Realistics to Realize the Real Bersikap realistis untuk merealisasi yang real SKETSA : Final Just for Seeker Prolog :prakata : dilemma corona ?
isi : spiritualitas
Penutup : yasudev sharing
Monolog :prakata : Be Realistics to Realize the Realisi : Triade Hegel
1. Thesis : Data Lama (Pengantar ) - Ketepatan dalam berpandangan
Parama Dharma : tentang Pandangan ( akal sehat - hati nurani - jiwa suci : ketepatan holistik or kebenaran empirik or kenyataan realitas)
Mandala Advaita : tentang KeIlahian ( theologi - theosofi - theodice ? The Impersonal Absolute Transendence & Its Personal Immanent Guardians ?)
Formula Swadika : tentang Pemberdayaan (keabadian : refleksi - distansi- meditasi , pembumian kehidupan , kesiagaan kematian)
2. Anti-Thesis : Just For Seeker 1 - Kejelasan untuk tindakan
Kesadaran :
Keariyaan : Pembumian : kecakapan - kemapanan - kewajaran 3. Synthesis : Just For Seeker 2 - kebijakan terhadap pelayakan
Menghadapi Keabadian (swadika - talenta - visekha :Menghadapi Kehidupan (kecakapan - kemapanan - kewajaran :
Menghadapi Kematian (racut - bardo - rebirth :
Penutup : Be true - humble - responsible /vs sacred monistics (schaden freude, etc ? : irasionalitas ellis, pembenaran standar ganda, etc)
Epilog prakata : segala keniscayaan adalah baik adanya
isi : quotes
penutup : wasalam
SKETSA
REKAP IDEA LAMA
Be Realistics to Realize the Real
Bersikap realistis untuk merealisasi yang real
SKETSA : Final Just for Seeker
Prolog :
prakata : dilemma corona ?
isi : spiritualitas
Penutup : yasudev sharing
Monolog :
prakata : Be Realistics to Realize the Real
isi : Triade Hegel
1. Thesis : Data Lama (Pengantar ) - Ketepatan dalam berpandangan
Parama Dharma : tentang Pandangan ( akal sehat - hati nurani - jiwa suci : ketepatan holistik or kebenaran empirik or kenyataan realitas)
Mandala Advaita : tentang KeIlahian ( theologi - theosofi - theodice ? The Impersonal Absolute Transendence & Its Personal Immanent Guardians ?)
Formula Swadika : tentang Pemberdayaan (keabadian : refleksi - distansi- meditasi , pembumian kehidupan , kesiagaan kematian)
2. Anti-Thesis : Just For Seeker 1 - Kejelasan untuk tindakan
Kesadaran :
Keariyaan :
Pembumian : kecakapan - kemapanan - kewajaran
3. Synthesis : Just For Seeker 2 - kebijakan terhadap pelayakan
Menghadapi Keabadian (swadika - talenta - visekha :
Menghadapi Kehidupan (kecakapan - kemapanan - kewajaran :
Menghadapi Kematian (racut - bardo - rebirth :
Penutup : Be true - humble - responsible /vs sacred monistics (schaden freude, etc ? : irasionalitas ellis, pembenaran standar ganda, etc)
Epilog
prakata : segala keniscayaan adalah baik adanya
isi : quotes
penutup : wasalam
KUTIPAN SKETSA BUKU :MAHADHARMAAsumsi Analisis dan Solusi Hipotesis Paradigma Spitualitas UniversalPRAKATA = Pendahuluan : Konsideran permasalahan : → ketidak-pastian eksistensial ; Solusi Pemecahan : ® universalitas kebenaran Pengajuan & Pengakuan : Pengajuan → alternatif paradigma Pengakuan → criteria ketepatan Pengharapan : Kemanfaatan → Pencari Kebenaran,Penempuh Kehidupan,Pemerhati keabadian,Pengamat Kenyataan Pensikapan → Sikap terbuka dan sekaligus terjaga ini seharusnya senantiasa anda jalani dalam segala hal ;Pengertian ® kebenaran itu karena hidayah Tuhan ; kesalahan yang berasal dari diri pribadi penulis sendiri .BAB I = REFERENSI =Pengertian Prolog = Hipotesis Paradigma dhamma dipathera ; asumsi pensikapan : terbuka & terjaga1) GNOSIS : Keakuratan paradigma (W) :prolog : KeIlahian ?1. Hipotesis keBeradaan Tuhan : Konsep Wujud :® GENESIS = fase keberadaan (w) : Dhyana Dharma – Dharma Dhyana2. Hipotesis KeTauhidan Tuhan : Konsep Kuasa : ® MANDALA = tataran keberadaan (k) : Tanazul Makrokosmos – Taraqqi Mikrokosmos3. Hipotesis Kebijakan Tuhan : Konsep Kasih : ® SAMSARA = keberadaan diri (ks) : Spiritualitas Keabadian – Eksistensialitas KehidupanEpilog : Keyakinan ? ketepatan > kebenaran ;Kaidah Hipotesis x Akidah Dogmatis;ilmul - ‘ainul - haqqul yaqin2) WISDOM = Kemantapan metanoia (K) :prolog : kearifan ?(kemajemukan pendapat; keberagaman pandangan ; keterbatasan kemampuan)1) Khilafiyah Theologi : kemustahilan membatasi Tuhan ? → kecerahan paradigma diantara Rimba Pendapat (keIlahian ; keberadaaan; ketentuan)2) Problema Theodice : kemustahilan membela Tuhan?® kebijakan metanoia diantara faham pandangan (fanatisme/mistisme ; atheisme/vitalisme ; agnostisme /heuretisme)3) Masalah Theosofi: kemustahilan mencintai Tuhan ?®kebijakan apologia diantara ragam kenyataan (kegaiban Tuhan ; penderitaan/kezaliman ; ananiyah/nafsiyah) epilog : keimanan ?ketentuan awal > kepastian final → aktualisasi penempuhan & realisasi pembuktian3) EXODUS = kesadaran penempuhan (Ks):prolog: anjing dan serigala (pengetahuan ,pembicaraan ® aktualisasi penempuhan & realisasi pembuktian )1) TOTALITAS = mencakup keseluruhan (W) → Hanya ada satu kebenaran yang sama : keseimbangan pandangan (ekstrem) & keberimbangan penempuhan (dualisme?)2) PRAGMATISME = membawa kemanfaatan (Ks) → Transformasi pemberdayaan simultan (input realisasi keabadian 3 ; asset refleksi kehidupan 3)3) KONSISTENSI = bersifat mantap (K) → Berkelanjutan : ketuntasan transformatif & kelanjutan aktualisasiepilog : anjing &sufi (mengatasi : ketidak-mengertian; ketidak-perdulian ; ketidak-berdayaan)Epilog = Kemantapan Penempuhan : sholat & shobarII. REALISASI = PenempuhanProlog : kesadaran realisasi → evolusi spiritualitas (transformasi sufisme & yogisme)1) ADHIKARI : kelayakan moralitas (kasih)prolog : kisah : orang baik ® Aktualisasi autentik > Harmonisasi estetis > Manipulasi hipokrit ® Hakekat & Manfaat :1) Kebenaran Integritas (w) = kejujuran : pemuda & gembala. ® kemurnian (ikhsan kemahabahan & ikhlash peribadahan)2) Kecerahan Moralitas (ks) = pertaubatan : alim & arif ® kebajikan ( Pemberdayaan Individual + keperdulian universal )3) Ketepatan Globalitas (k) = dilemma : Yudhistira ® kebijakan ( prioritas kemanfaatan + faktitas keterbatasan )epilog : kisah : karani ®Bina nafsa : takholi ,tahalli , tajalli ® Metode & Kaidah :2) DISTANSI = kesiagaan transformatif (kuasa)prolog : Psikosomasi Esoteris ® harmonisasi holistik, aktualisasi integral , integrasi reseptif1) UMMI →keaslian adhikari (ks) : muhasabah pertobatan ; mujahadah perbaikan ; muroqobah pendekatan2) SATI → kearifan nivritti (w) : reseptivitas penyadaran ; aktualitas pengarahan ; integritas pemantapan3) YOGI →kekuatan distansi (k) : keswadikaan eksternal ; keberdayaan internal ; keperkasaaan universalepilog : antenna karunia ® reseptivitas, sugestivitas,3) MEDITASI = kerahnian Immanensi (wujud)\prolog : Hakekat Meditasi (Jung Individuasi ® Immanensi/transendensi ? : illuminasi >revilasi - inspirasi)1) kemantapan dasar (w) : literature meditasi (pengertian – referensi (wuwei/zazen;alpha beta) – keragaman meditasi)2) kehandalan utama (k) : realisasi immanensi (pemantapan (kematian/kegaiban) – penembusan - pencapaian )3) kemantapan lanjut (ks) : kesadaran transenden (ghurur/jadzab – sakti/rahni – universalitas/eksistensialitas)epilog : Kembali membumi (kemantapan pencerahan →kedewasaan Robbaniyah)Epilog = Kewajaran Eksistensi → Aktualisasi totalitas : harmoni ; refleksi ; sinergi ;III. REVITALISASI = PembumianProlog : Sufi Pembumi →Menyadari tanggung jawab eksistensialitas & universalitas1) PERSPEKTIF = kecerahan pandanganprolog : ketepatan pandangan ® kearifan mensikapi : Amati – Alami – Atasi1) kecerahan Mahadharma (w) : Sanatana dharma – Bhinneka Dharma (satu Agama Dharma ?)2) kepastian Transformasi (ks) : pemberdayaan keabadian – pemberdayaan kehidupan (Dunia & Akherat)3) kebijakan Aktualiser (k) : transformasi Individual – Transformasi universal (Reformasi + Globalisasi)epilog : kecerahan komitmen ® kebaikan menjalani2) INTEGRITAS = kemantapan untuk keabadian (kasih)prolog : kesiapan melintasi keabadian ® berkah Input keabadian ( swadika – talenta – visekha )1) Visekha kemuliaan : kesimpatikan adhikari Mahatma Robbani2) Talenta kecakapan : keberdayaan distansi Swadika Talenta3) Swadika kerahnian : keterpaduan meditasi Anubodha Pativedhaepilog : Input keabadian ( swadika – talenta – visekha ) → ketuntasan & pelanjutan3) AKTUALITAS = kehandalan dalam kehidupan (kuasa)prolog : keahlian mengatasi kehidupan ® sukses Asset kehidupan ( persada – karisma – bahagia )1) Aktualisasi (k) : Global (belajar – bekerja) ;social ( keluarga – masyarakat) ; Aktual (pribadi; properti)2) Harmonisasi (ks) : interaksi sesama (pravritti; andragogi) ;faktitas semesta (natural ; theosofi) ; Harmoni Pribadi3) Integrasi (w) manajemen keterbatasan : Reset keseluruhan ; Ready keseluruhan ; Relax keseluruhanepilog : Asset kehidupan ( persada – karisma – bahagia ) → kesuksesan & pelanjutanEpilog : kholifatullooh ® Menghargai kehidupan manusiawi & duniawi pembumian spiritualitas universal = pemberdayaan1) Dhamma Bhumi (w) = kesadaran eksistensial2) Dhamma Dutta (ks) = komitmen3) Dhamma Niyama (k) = faktitas kenyataan(PENUTUP : Ulasan : QUO VADIS ? Pandangan : kesimpulan: Robbani ( x bahagia ; mandala ; ahamkara) ; Tanggapan : opini terhadap Asumsi hipotesis dan solusi dianektis Syukur & Terima kasih → Syukur : Alhamdulillaah ~ Hanya karena Dia Terima kasih : bantuan & panduan + staff penerbitan & percetakan & pemasaran Pengharapan : ® Kemanfaatan : referensi panduan , literature wawasan , bacaan hiburan, wacana perenungan ® Ma’af : Saran perbaikan dan masukan pelengkapan PUSTAKA Judul =Teguh Kiyatno, dkkMAHADHARMA Asumsi Analisis dan Solusi Hipotesis Paradigma Spitualitas Universal Public Offset 2006
KUTIPAN SKETSA BUKU :MAHADHARMA
Asumsi Analisis dan Solusi Hipotesis Paradigma Spitualitas Universal
PRAKATA = Pendahuluan : Konsideran permasalahan : → ketidak-pastian eksistensial ; Solusi Pemecahan : ® universalitas kebenaran Pengajuan & Pengakuan : Pengajuan → alternatif paradigma Pengakuan → criteria ketepatan Pengharapan : Kemanfaatan → Pencari Kebenaran,Penempuh Kehidupan,Pemerhati keabadian,Pengamat Kenyataan Pensikapan → Sikap terbuka dan sekaligus terjaga ini seharusnya senantiasa anda jalani dalam segala hal ;
Pengertian ® kebenaran itu karena hidayah Tuhan ; kesalahan yang berasal dari diri pribadi penulis sendiri .
BAB I = REFERENSI =
Pengertian Prolog = Hipotesis Paradigma dhamma dipathera ; asumsi pensikapan : terbuka & terjaga
1) GNOSIS : Keakuratan paradigma (W) :
prolog : KeIlahian ?
1. Hipotesis keBeradaan Tuhan : Konsep Wujud :® GENESIS = fase keberadaan (w) : Dhyana Dharma – Dharma Dhyana
2. Hipotesis KeTauhidan Tuhan : Konsep Kuasa : ® MANDALA = tataran keberadaan (k) : Tanazul Makrokosmos – Taraqqi Mikrokosmos
3. Hipotesis Kebijakan Tuhan : Konsep Kasih : ® SAMSARA = keberadaan diri (ks) : Spiritualitas Keabadian – Eksistensialitas Kehidupan
Epilog : Keyakinan ? ketepatan > kebenaran ;Kaidah Hipotesis x Akidah Dogmatis;ilmul - ‘ainul - haqqul yaqin
2) WISDOM = Kemantapan metanoia (K) :
prolog : kearifan ?(kemajemukan pendapat; keberagaman pandangan ; keterbatasan kemampuan)
1) Khilafiyah Theologi : kemustahilan membatasi Tuhan ? → kecerahan paradigma diantara Rimba Pendapat (keIlahian ; keberadaaan; ketentuan)
2) Problema Theodice : kemustahilan membela Tuhan?® kebijakan metanoia diantara faham pandangan (fanatisme/mistisme ; atheisme/vitalisme ; agnostisme /heuretisme)
3) Masalah Theosofi: kemustahilan mencintai Tuhan ?®kebijakan apologia diantara ragam kenyataan (kegaiban Tuhan ; penderitaan/kezaliman ; ananiyah/nafsiyah) epilog : keimanan ?ketentuan awal > kepastian final → aktualisasi penempuhan & realisasi pembuktian
3) EXODUS = kesadaran penempuhan (Ks):
prolog: anjing dan serigala (pengetahuan ,pembicaraan ® aktualisasi penempuhan & realisasi pembuktian )
1) TOTALITAS = mencakup keseluruhan (W) → Hanya ada satu kebenaran yang sama : keseimbangan pandangan (ekstrem) & keberimbangan penempuhan (dualisme?
)2) PRAGMATISME = membawa kemanfaatan (Ks) → Transformasi pemberdayaan simultan (input realisasi keabadian 3 ; asset refleksi kehidupan 3)
3) KONSISTENSI = bersifat mantap (K) → Berkelanjutan : ketuntasan transformatif & kelanjutan aktualisasi
epilog : anjing &sufi (mengatasi : ketidak-mengertian; ketidak-perdulian ; ketidak-berdayaan)
Epilog = Kemantapan Penempuhan : sholat & shobar
II. REALISASI = Penempuhan
Prolog : kesadaran realisasi → evolusi spiritualitas (transformasi sufisme & yogisme)
1) ADHIKARI : kelayakan moralitas (kasih)
prolog : kisah : orang baik ® Aktualisasi autentik > Harmonisasi estetis > Manipulasi hipokrit ® Hakekat & Manfaat :
1) Kebenaran Integritas (w) = kejujuran : pemuda & gembala. ® kemurnian (ikhsan kemahabahan & ikhlash peribadahan)
2) Kecerahan Moralitas (ks) = pertaubatan : alim & arif ® kebajikan ( Pemberdayaan Individual + keperdulian universal )
3) Ketepatan Globalitas (k) = dilemma : Yudhistira ® kebijakan ( prioritas kemanfaatan + faktitas keterbatasan )
epilog : kisah : karani ®Bina nafsa : takholi ,tahalli , tajalli ® Metode & Kaidah :
2) DISTANSI = kesiagaan transformatif (kuasa)
prolog : Psikosomasi Esoteris ® harmonisasi holistik, aktualisasi integral , integrasi reseptif
1) UMMI →keaslian adhikari (ks) : muhasabah pertobatan ; mujahadah perbaikan ; muroqobah pendekatan
2) SATI → kearifan nivritti (w) : reseptivitas penyadaran ; aktualitas pengarahan ; integritas pemantapan
3) YOGI →kekuatan distansi (k) : keswadikaan eksternal ; keberdayaan internal ; keperkasaaan universal
epilog : antenna karunia ® reseptivitas, sugestivitas,
3) MEDITASI = kerahnian Immanensi (wujud)\
prolog : Hakekat Meditasi (Jung Individuasi ® Immanensi/transendensi ? : illuminasi >revilasi - inspirasi)
1) kemantapan dasar (w) : literature meditasi (pengertian – referensi (wuwei/zazen;alpha beta) – keragaman meditasi)
2) kehandalan utama (k) : realisasi immanensi (pemantapan (kematian/kegaiban) – penembusan - pencapaian )
3) kemantapan lanjut (ks) : kesadaran transenden (ghurur/jadzab – sakti/rahni – universalitas/eksistensialitas)
epilog : Kembali membumi (kemantapan pencerahan →kedewasaan Robbaniyah)
Epilog = Kewajaran Eksistensi → Aktualisasi totalitas : harmoni ; refleksi ; sinergi ;
III. REVITALISASI = Pembumian
Prolog : Sufi Pembumi →Menyadari tanggung jawab eksistensialitas & universalitas
1) PERSPEKTIF = kecerahan pandangan
prolog : ketepatan pandangan ® kearifan mensikapi : Amati – Alami – Atasi
1) kecerahan Mahadharma (w) : Sanatana dharma – Bhinneka Dharma (satu Agama Dharma ?)
2) kepastian Transformasi (ks) : pemberdayaan keabadian – pemberdayaan kehidupan (Dunia & Akherat)
3) kebijakan Aktualiser (k) : transformasi Individual – Transformasi universal (Reformasi + Globalisasi)
epilog : kecerahan komitmen ® kebaikan menjalani
2) INTEGRITAS = kemantapan untuk keabadian (kasih)
prolog : kesiapan melintasi keabadian ® berkah Input keabadian ( swadika – talenta – visekha )
1) Visekha kemuliaan : kesimpatikan adhikari Mahatma Robbani
2) Talenta kecakapan : keberdayaan distansi Swadika Talenta
3) Swadika kerahnian : keterpaduan meditasi Anubodha Pativedha
epilog : Input keabadian ( swadika – talenta – visekha ) → ketuntasan & pelanjutan
3) AKTUALITAS = kehandalan dalam kehidupan (kuasa)
prolog : keahlian mengatasi kehidupan ® sukses Asset kehidupan ( persada – karisma – bahagia )
1) Aktualisasi (k) : Global (belajar – bekerja) ;social ( keluarga – masyarakat) ; Aktual (pribadi; properti)
2) Harmonisasi (ks) : interaksi sesama (pravritti; andragogi) ;faktitas semesta (natural ; theosofi) ; Harmoni Pribadi
3) Integrasi (w) manajemen keterbatasan : Reset keseluruhan ; Ready keseluruhan ; Relax keseluruhan
epilog : Asset kehidupan ( persada – karisma – bahagia ) → kesuksesan & pelanjutan
Epilog : kholifatullooh ® Menghargai kehidupan manusiawi & duniawi pembumian spiritualitas universal = pemberdayaan
1) Dhamma Bhumi (w) = kesadaran eksistensial
2) Dhamma Dutta (ks) = komitmen
3) Dhamma Niyama (k) = faktitas kenyataan
(PENUTUP : Ulasan : QUO VADIS ? Pandangan : kesimpulan: Robbani ( x bahagia ; mandala ; ahamkara) ; Tanggapan : opini terhadap Asumsi hipotesis dan solusi dianektis Syukur & Terima kasih → Syukur : Alhamdulillaah ~ Hanya karena Dia Terima kasih : bantuan & panduan + staff penerbitan & percetakan & pemasaran Pengharapan : ® Kemanfaatan : referensi panduan , literature wawasan , bacaan hiburan, wacana perenungan ® Ma’af : Saran perbaikan dan masukan pelengkapan PUSTAKA Judul =Teguh Kiyatno, dkkMAHADHARMA Asumsi Analisis dan Solusi Hipotesis Paradigma Spitualitas Universal Public Offset 2006
Berikut kajian kami terhadap 3 masalah krusial esoteris berdasarkan referensi Buddhisme & Mysticisme 1. Mandala Advaita = Desain Kosmik2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika
Berikut kajian kami terhadap 3 masalah krusial esoteris berdasarkan referensi Buddhisme & Mysticisme
1. Mandala Advaita = Desain Kosmik
2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik
3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika
MANDALA ADVAITA Dimensi Samsarik Grand Design , Strata Mandala, Episode Samsarik atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini
MANDALA ADVAITA
Dimensi Samsarik
Grand Design , Strata Mandala, Episode Samsarik
atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini
Wilayah
1
2
3
Transendental
Nibbana ‘sentra’ ?
Belum diketahui ? 7
Tidak diketahui ? 8
Tanpa diketahui ? 9
Nibbana ‘sigma’?
Belum mengakui ? 4
Tidak mengakui ? 5
Tanpa mengakui ? 6
Nibbana ‘zenka’ ?
Arahata 1
Pacceka 2
Sambuddha 3
Universal
Brahma Murni (Suddhavasa)
Anagami 7 (aviha Atappa)
Anagami 8 (Sudassa Sudassi)
Anagami 9(Akanittha)
Brahma Stabil (Uppekkha )
jhana 4 (Vehapphala)
Asaññasatta 5 (rupa > nama)
Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 )
Brahma mobile (nama & rupa)
Jhana 1 (Maha Brahma)
Jhana 2 (Abhassara)
Jhana 3 (Subhakinha)
Eksistensial
Trimurti LokaDewa
Vishnu 7 (Tusita)
Brahma 8 (Nimmãnarati)
Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti)
Astral Surgawi
Yakha (Cãtummahãrãjika) 4
Saka (Tãvatimsa) 5
Yama (Yãma)6
Materi Eteris
Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya)2 Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/
Wilayah | 1 | 2 | 3 | |
Transendental | Nibbana ‘sentra’ ? | Belum diketahui ? 7 | Tidak diketahui ? 8 | Tanpa diketahui ? 9 |
Nibbana ‘sigma’? | Belum mengakui ? 4 | Tidak mengakui ? 5 | Tanpa mengakui ? 6 | |
Nibbana ‘zenka’ ? | Arahata 1 | Pacceka 2 | Sambuddha 3 | |
Universal | Brahma Murni (Suddhavasa) | Anagami 7 (aviha Atappa) | Anagami 8 (Sudassa Sudassi) | Anagami 9(Akanittha) |
Brahma Stabil (Uppekkha ) | jhana 4 (Vehapphala) | Asaññasatta 5 (rupa > nama) | Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 ) | |
Brahma mobile (nama & rupa) | Jhana 1 (Maha Brahma) | Jhana 2 (Abhassara) | Jhana 3 (Subhakinha) | |
Eksistensial | Trimurti LokaDewa | Vishnu 7 (Tusita) | Brahma 8 (Nimmãnarati) | Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti) |
Astral Surgawi | Yakha (Cãtummahãrãjika) 4 | Saka (Tãvatimsa) 5 | Yama (Yãma)6 | |
Materi Eteris | Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 | Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya) 2 | Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/ |
Mandala Advaita : tentang KeIlahiahan Tentang KeIlahian (Tuhan : Tao - Dhamma )Tuhan bukan bemper kebodohan/kemanjaan diri, media katarsis psikologis /transaksi pencitraan dan kloset pembenaran pemfasikan/ kezaliman kepada lainnnya). Perlu kebijaksanaan universal. keperwiraan eksistensial, dan keberdayaan transendental dalam spiritualitasTauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar Sufi Ibn Arabi memandang KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis)dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan(impersonal) dan mandiri (independent) namun kemulian IlahiahNya sering disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )Tao adalah Tao - jikakau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao Dalam kitab suci Uddana 8.3 Parinibbana (3) Buddha bersabda : O,bhikkhu ; ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak Jika seandainya saja tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran penjelmaan ,pembentukan , dan pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma, tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu itu. Ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya keilahian yang diistilahkan sebagai ‘yang tak terbatas” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang tak terbatas’ tersebut.plus link : konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama (https://khmand.wordpress.com/2008/08/20/konsep-tuhan-dlm-agama-buddha/)Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam yang artinya “Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asankhata) maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.Well, sejujurnya tinggal selangkah lagi Saddhamma ini untuk menjadi Paramattha Sanatana Dhamma yang memuliakan kebenaran & keilahian secara murni & sejati sebagai Theosofi Panentheistik tauhid yang merengkuh seluruh paradigma yang ada ... Idea Buddha Shiva ? But, skenario samsarik (termasuk sunnakalpa & era Buddha Maeteya, Lokabyuha & siklus pralaya, etc) tampaknya memang tetap perlu berlanjut demi keberlangsungan keseluruhan pelangi biasan keberagaman dari Satu mentari yang sama. Plus: hipotesa teoritis 3 (tiga) fase (Mandala. Dari secret data lama kami (maaf ... dulu memang lebai masih naif & liar .... sekarang ? makin parah & payah, hehehe ) Gnosis Publik p.7Dhyana Dharma Keberadaan :Fase 1 : Fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purwaning Dumadi ( Dhyana ® Swadika ! )Fase 2 : fase peng’ada’an. KeEsaan karena Tuhan. sangkaning Dumadi ( Dharma ® Kehendak Ilahi )Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )Dharma Dhyana Keberadaan :Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )Fase 4 : fase peniadaan. Keesaan kembali ke Tuhan. paraning Dumadi ( Taraqqi ®Mandala Keberadaan )Fase 5 : fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purnaning Dumadi ( Dhyana ® Pralaya ? ) dari : http://teguhqi.blogspot.com/2020/11/just-seeker.html Well, ini hipotesa teoritis dari 3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara). 1.Mandala Tiada Samsara, ( Fase hanya Dhyana > Dhamma ) Transenden = Transendental - Universal - Eksistensial (Esa - yang ada hanya Dia Sentra Yang Esa ) 2. Mandala Dengan Samsara, (Fase dalam Dhamma < Dhyana ) Transenden = Transendental , Universal , Eksistensial (Segalanya ada karena Dia Sentra Yang Esa) Tanazul Genesis = emanasi , kreasi , ekspansi ? 2.1. Awal : Mandala Pra Samsara Transendental : keterjagaan esensi / zen ? Nibbana Universal : keterlelapan energi / nama Brahma : arupa & rupa , Eksistensial : kebermimpian etheric / rupa Kamavacara : dunia - surga & apaya 2.2.. Kini : Samsara Pra Pralaya Dunia : sd pralaya Svarga : sd pralaya (paska dunia ) - Apaya : sd pralaya ( lokantarika ?) - Brahma : sd pralaya ( abhasara etc Nibbana : sd advaita ? 2.3. Nanti : Samsara Paska Pralaya (versi Buddhism ? ) Lokantarika : residu rupa paska terkena pralaya : dunia - apaya - svarga - hingga rupa brahma Jhana 1 sd 3 (mengapa ?) Brahmanda : restan nama tidak terkena pralaya : Sudhavasa + Anenja /& Rupa Brahma : Jhana 4 untuk kemudian 3 - 2 ( abhasara ) Lokuttrara : bebas dari samsara & pralayanya : Asekha nibbana ( eksistensial ? + universal & transendental-nya) What's next ? - Siklus fase ke 2 Mandala Dalam Samsara berlanjut lagi (Kisah kasih nama rupa Brahmanda Lokantarika bersemi kembali sebagaimana biasanya ? ... kecuali lokuttara & suddhavasa harusnya plus vehapala yang masih mantap & anenja yang masih terlelap juga ..... Asaññasatta ?) - atau... kembali ke fase 1 (kemanunggalan azali karena pencerahan keseluruhan/& keterjagaan Dia Sentra Yang Esa) - atau haruskah ada fase 3 (kemusnahan total karena kekacauan keseluruhan & kebinasaan Dia Sentra Yang Esa ) 3. Mandala Tanpa Samsara (Fase tanpa Dhamma - tiada Dhyana ) tiada Eksistensial - Universal - Transendental (Segalanya tiada tanpa Dia Sentra Yang Esa ) Adakah Sentra dengan sigma & zenka lain ? Maha Sentra Utama ? dst dsb dll idea tidak lagi dibahas bisa keluar jalur ? : Spekulasi Rimba Pendapat tak perlu karena hanya memboroskan energi, perdebatan tak perlu & sama sekali bukan upaya yang perlu untuk bersegera dalam penempuhan keberdayaan aktual ? Samsara pribadi (eksistensial ) saja belum diketahui awalnya dan akhirnya (kejujuran nirvanik Buddha ), apalagi samsara semesta (universal) terlebih lagi transendental (mengapa ?). https://www.youtube.com/watch?v=w-QhMDG_vHY&list=PLZZa2J4-qv-bpW9lgcl0XfLNL7tfMzZZD&index=64&t=12m56s
MANDALA ADVAITA : just area .. Kamavacara : Personal (kealamiahan sensasi kebahagiaan) : Ego - Anicca - bawah : fisik - eterris - tengah : - atas Brahmanada : Transpersonal (KeIlahiahan fantasi keberadaan) : Self - Dukkha - bawah - tengah - atas Lokuttara : Impersonal (Keswadikaan esensi Kesunyataan) : Esa - Anatta - bawah : Nibbana aneka jati Buddha ; tanha ? diri kiriya - tengah : Advaita prajna paramitta karma ? alam kaidah niyama - atas : Paramatta ? Udana ?
Mandala Advaita : tentang KeIlahiahan
Tentang KeIlahian (Tuhan : Tao - Dhamma )
Tuhan bukan bemper kebodohan/kemanjaan diri, media katarsis psikologis /transaksi pencitraan dan kloset pembenaran pemfasikan/ kezaliman kepada lainnnya).
Perlu kebijaksanaan universal. keperwiraan eksistensial, dan keberdayaan transendental dalam spiritualitas
Tauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar Sufi Ibn Arabi memandang KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis)dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan(impersonal) dan mandiri (independent) namun kemulian IlahiahNya sering disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )
Tao adalah Tao - jikakau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao
Dalam kitab suci Uddana 8.3 Parinibbana (3) Buddha bersabda : O,bhikkhu ; ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak Jika seandainya saja tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran penjelmaan ,pembentukan , dan pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma, tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu itu. Ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya keilahian yang diistilahkan sebagai ‘yang tak terbatas” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang tak terbatas’ tersebut.
plus link : konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama (https://khmand.wordpress.com/2008/08/20/konsep-tuhan-dlm-agama-buddha/)
Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam yang artinya “Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asankhata) maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Well, sejujurnya tinggal selangkah lagi Saddhamma ini untuk menjadi Paramattha Sanatana Dhamma yang memuliakan kebenaran & keilahian secara murni & sejati sebagai Theosofi Panentheistik tauhid yang merengkuh seluruh paradigma yang ada ... Idea Buddha Shiva ? But, skenario samsarik (termasuk sunnakalpa & era Buddha Maeteya, Lokabyuha & siklus pralaya, etc) tampaknya memang tetap perlu berlanjut demi keberlangsungan keseluruhan pelangi biasan keberagaman dari Satu mentari yang sama.
Plus: hipotesa teoritis 3 (tiga) fase (Mandala.
Dari secret data lama kami (maaf ... dulu memang lebai masih naif & liar .... sekarang ? makin parah & payah, hehehe ) Gnosis Publik p.7
Dhyana Dharma Keberadaan :
Fase 1 : Fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purwaning Dumadi ( Dhyana ® Swadika ! )
Fase 2 : fase peng’ada’an. KeEsaan karena Tuhan. sangkaning Dumadi ( Dharma ® Kehendak Ilahi )
Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )
Dharma Dhyana Keberadaan :
Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )
Fase 4 : fase peniadaan. Keesaan kembali ke Tuhan. paraning Dumadi ( Taraqqi ®Mandala Keberadaan )
Fase 5 : fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purnaning Dumadi ( Dhyana ® Pralaya ? )
Triade ( 3 in 1) =Tuhan ? Impersonal Lokuttara > Transpersonal Brahmanda > Personal Kamavacara(Guardians = cakkavati ?)Tuhan = tanzih & tasybih ( Kausa Prima , Sentra Segalanya , etc ) - Panentheistik > Pantheistik (Dalam keseluruhan) : - Non-theistik > Not-theistik (Tanpa pengagungan diri ) : - Post Taoistik > Absolut Statik (Terus selaras dalam dinamika asymptot penyempurnaan keseimbangan)Dharma Vihara :Balancing progress (symetry asymetry)
Triade ( 3 in 1) =Tuhan ? Impersonal Lokuttara > Transpersonal Brahmanda > Personal Kamavacara(Guardians = cakkavati ?)
Tuhan = tanzih & tasybih ( Kausa Prima , Sentra Segalanya , etc )
- Panentheistik > Pantheistik (Dalam keseluruhan) :
- Non-theistik > Not-theistik (Tanpa pengagungan diri ) :
- Post Taoistik > Absolut Statik (Terus selaras dalam dinamika asymptot penyempurnaan keseimbangan)
Dharma Vihara :Balancing progress (symetry asymetry)
MANDALA ADVAITA : just area ..Dimensi Kesedemikianan = Mandala Advaita Impersonal Transenden Personal Immanen Brahmanda Kamavacara Attavada Kaidah Dhatu kelayakan evolusi pribadi = peniscayaan kaidah karmik why demit eteris ?kewajaran harmoni dimensi = How asura fall ?kesadaran sinergi valensi = sakshin what Buddha ? paradigma sudhavasa di mayapada Dhatu kelayakan evolusi pribadi, kewajaran harmoni dimensi, kesadaran sinergi valensi
MANDALA ADVAITA : just area ..
Dimensi Kesedemikianan = Mandala Advaita
Impersonal Transenden
Personal Immanen
Brahmanda
Kamavacara
Attavada
Kaidah Dhatu
kelayakan evolusi pribadi = peniscayaan kaidah karmik
why demit eteris ?
kewajaran harmoni dimensi =
How asura fall ?
kesadaran sinergi valensi = sakshin
what Buddha ? paradigma sudhavasa di mayapada
Dhatu kelayakan evolusi pribadi, kewajaran harmoni dimensi, kesadaran sinergi valensi
FORMULA SWADIKA : Just Such ... Menghadapi Keabadian + Swadika , Talenta , Visekha : input eternal progress (karir spiritual?) Menjalani kehidupan DI PERMUKAAN = biasa saja (ndagelo sakmadyo > mbacut mbadut ) Plus = Swadharma peran diri + kecakapan regista , kemapanan persada, kewajaran persona : Melintasi kematian Evolusi Pribadi Harmoni Dimensi : menjaga kebersamaan < kesemestaan < keseluruhan Sinergi Valensi : tahu diri x identificatif, eksploitatif , alienatif Epilog : ovada patimokkha Etc ovada patimokkha : vs sakralisasi 'spiritual materialism ' = magga phala pencerahan > strata jhana keilahiahan > label (anggapan internal/ harapan eksternal) See :slogan pacceka (Being true, humble & responsible adalah kaidah keniscayaan karena tidak mungkin kita bisa berdusta, berbangga dan bebas sepenuhnya dari tanggung jawab .... apa yang kita lakukan mentally, verbally & actually adalah bayang-bayang yang selalu menyertai kita dalam permainan keabadiaan ini ... atsar antahkarana .... For seekers : kalama sutta : keberdayaan > kepercayaan kelayakan > penganggapankeniscayaan > pengharapan Disetiap tindakan yang kita lakukan sesungguhnya akan menentukan kita berikutnya.
PARAMA DHARMA : Just Idea ... prakata : Gnosis Kosmik Evolusi Pribadi, Harmoni Dimensi Kritik Dhamma , Mystics , Agama Panentheistics , Impersonal Reality, Sacred Monistics GRAND DESAIN Panentheistics ? All in God .... Panentheistics yang kami ajukan nanti memang agak beda ... ini bisa dijadikan masukan perimbangan bukan hanya bagi kalangan filsuf (filsafat perenialis) psikologi transpersonal / agama/mistisi namun juga bagi para agnostik bahkan atheist sekalipun. KeIlahian yang menjadi sentra segalanya , causa prima Bagi kami, KeIlahian Asymptot Gnosis Wisdom KeIlahian = Transenden, Impersonal , Holistics Advaita Niyama Dhamma Kaidah Kamma Citta , Dakhina
FORMULA SWADIKA : Just Such ...
For seekers : kalama sutta :
keberdayaan > kepercayaan
kelayakan > penganggapan
keniscayaan > pengharapan
Disetiap tindakan yang kita lakukan sesungguhnya akan menentukan kita berikutnya.
MONOLOG = 2. To Realize : kesadaran integritas untuk tulus menuju pemurnian kesejatian FORMULA SWADIKA : tentang keberdayaan ( TO REALIZE ) Sadhguru Yasudev quote : one of the most important thing is to liberate human beings from their compulsiveness and insanity and pave away to go beyond. satu hal terpenting adalah membebaskan manusia dari sifat kompulsif dan insting mereka dan membuka jalan untuk melampauinya
MONOLOG =
2. To Realize : kesadaran integritas untuk tulus menuju pemurnian kesejatian
FORMULA SWADIKA : tentang keberdayaan ( TO REALIZE )
Sadhguru Yasudev quote :
one of the most important thing is to liberate human beings from their compulsiveness and insanity and pave away to go beyond.
satu hal terpenting adalah membebaskan manusia dari sifat kompulsif dan insting mereka dan membuka jalan untuk melampauinya
MONOLOG = 2. To Realize : kesadaran integritas untuk tulus menuju pemurnian kesejatian FORMULA SWADIKA : tentang keberdayaan ( TO REALIZE ) Sadhguru Yasudev quote : one of the most important thing is to liberate human beings from their compulsiveness and insanity and pave away to go beyond. satu hal terpenting adalah membebaskan manusia dari sifat kompulsif dan insting mereka dan membuka jalan untuk melampauinya
MONOLOG =
2. To Realize : kesadaran integritas untuk tulus menuju pemurnian kesejatian
FORMULA SWADIKA : tentang keberdayaan ( TO REALIZE )
Sadhguru Yasudev quote :
one of the most important thing is to liberate human beings from their compulsiveness and insanity and pave away to go beyond.
satu hal terpenting adalah membebaskan manusia dari sifat kompulsif dan insting mereka dan membuka jalan untuk melampauinya
SKETSA
SKETSA
prakata : Avijja Triade Hegel : ??? Thesis : BE REALISTICS (wawasan yang benar) Antithesis : TO REALIZE (tindakan yang tepat) Synthesis : THE REAL (capaian yang nyata) 1. Menghadapi Keabadian : Swadika, Talenta, VisekhaSwadika :Talenta, :Visekha:2. Menghadapi Kehidupan : kecakapan, kemapanan, kewajarankecakapan :kemapanan, :kewajaran :3. Menghadapi Kematian : Racut , Bardo , Alam Racut : Bardo :Alam :
1. Menghadapi Keabadian : Swadika, Talenta, Visekha
Swadika :
Talenta, :
Visekha:
2. Menghadapi Kehidupan : kecakapan, kemapanan, kewajaran
kecakapan :
kemapanan, :
kewajaran :
3. Menghadapi Kematian : Racut , Bardo , Alam
Racut :
Bardo :
Alam :
LAMA =Triade Hegel : ??? Thesis : BE REALISTICS (wawasan yang benar) Antithesis : TO REALIZE (tindakan yang tepat) Synthesis : THE REAL (capaian yang nyata) Sanatana Dhamma dalam kompleksitas Realitas Fenomena a. Transendensi Keabadian UniversalTerjagalah ! Transendensi kehadiran demi keabadian : vs niyama dhamma via mediasenantiasa ada dampak dari pandangan, tindakan dan capaiantataran pencapaian > progress penempuhan > kefahaman pengetahuanb:Harmonisasi Keberadaan EksistensialMenjagalah ! Harmonisasi dalam kehidupan : vs peran eksistensialsedaka sutta : menjaga diri & orang lainanjali/namaste : menghormati esensi murni didalam > segalanya interconnected (orang lain adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda) demikian juga alam dsb. Untuk layak mekarnya bunga transendental ,kemantapan akar eksistensial sila dan batang kasih universal harus tumbuh berkembang baik menunjang dahan bhavana penembusan dan pencerahan di internal dan juga ke eksternal.c. Eskatologi (kiamat akhir zaman ?) Kelanjutan SpiritualBerjagalah ! Eskatologi untuk kematian : vs bardo (1 chikhai - 2 conyid - 3 sidpa bardo)Kehidupan tidak pasti, kematian pasti pencerahan masih mungkin diusahakan kala kematian (pandangan Mahavira jainisme bukan Guru Padmasambhava Tibetan Buddhism... maaf ~ AK).Inilah pentingnya kemurnian brahma vihara yang bukan hanya memurnikan dana sila Dhamma Vihara sepanjang kehidupan dan (plus desana) menumbuh kembangkan potensi tihetuka (alobha adosa amoha) yang akan juga menunjang kecakapan penembusan meditatif pemurnian batin Ariya Vihara dalam menyambut kematian.
LAMA =Triade Hegel : ???
Thesis : BE REALISTICS (wawasan yang benar)
Antithesis : TO REALIZE (tindakan yang tepat)
Synthesis : THE REAL (capaian yang nyata)
Sanatana Dhamma dalam kompleksitas Realitas Fenomena
a. Transendensi Keabadian Universal
Terjagalah ! Transendensi kehadiran demi keabadian : vs niyama dhamma via media
senantiasa ada dampak dari pandangan, tindakan dan capaian
tataran pencapaian > progress penempuhan > kefahaman pengetahuan
b:Harmonisasi Keberadaan Eksistensial
Menjagalah ! Harmonisasi dalam kehidupan : vs peran eksistensial
sedaka sutta : menjaga diri & orang lain
anjali/namaste : menghormati esensi murni didalam > segalanya interconnected (orang lain adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda) demikian juga alam dsb.
Untuk layak mekarnya bunga transendental ,kemantapan akar eksistensial sila dan batang kasih universal harus tumbuh berkembang baik menunjang dahan bhavana penembusan dan pencerahan di internal dan juga ke eksternal.
c. Eskatologi (kiamat akhir zaman ?) Kelanjutan Spiritual
Berjagalah ! Eskatologi untuk kematian : vs bardo (1 chikhai - 2 conyid - 3 sidpa bardo)
Kehidupan tidak pasti, kematian pasti
pencerahan masih mungkin diusahakan kala kematian (pandangan Mahavira jainisme bukan Guru Padmasambhava Tibetan Buddhism... maaf ~ AK).
Inilah pentingnya kemurnian brahma vihara yang bukan hanya memurnikan dana sila Dhamma Vihara sepanjang kehidupan dan (plus desana) menumbuh kembangkan potensi tihetuka (alobha adosa amoha) yang akan juga menunjang kecakapan penembusan meditatif pemurnian batin Ariya Vihara dalam menyambut kematian.
EPILOG = PROCESS PROGRESS : tentang keniscayaan ( THE REAL ) Sadhguru Yasudev quote : Every human being should know the highest possibilities in life are, Whether they will walk the path all the way or not is up to them. Setiap manusia seharusnya mengetahui apa kemungkinan tertinggi dalam hidup. Apakah mereka akan menrmpuh jalan itu sepenuhnya atau tidak adalah terserah mereka.
Sadhguru Yasudev quote : this is a time to stand up - not just as one nation but as humanity Inilah saatnya untuk bangkit - tidak hanya sebagai satu bangsa tetapi sebagai satu umat manusia .
prakata : Avijja aneka bahasan : menghadapi & melampaui vs Corona & bencana ? self immunity & herd immunity vs kali yuga , vs sunna kalpa, ? episode samsarik (why & how ) vs pralaya ? dunia - surga - jhana 3 (rupa pralaya ?) vs kematian (rebirth bardo) ? why demit & keabadian (lanjut) ? karir spiritual
Prakata =mengingatkan, mengarahkan, menguatkan Menghadapi = Menerima (eksistensial) - mengasihi (universal) - melampaui (transendental) Penutup
Prakata =mengingatkan, mengarahkan, menguatkan
Menghadapi = Menerima (eksistensial) - mengasihi (universal) - melampaui (transendental)
Penutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar